Sejarah Propaganda 2 (Bag. 2)

Selasa, 09 November 2010

Propaganda sebagai istilah tercatat digunakan kali pertama oleh Gereja Roma. Pad 1622, Paus Gregorius XV membentuk Kongregasi Suci Katolik Romawi untuk penyebaran keimanan, atau Sacra Congregatio Christiano Nomini Propagando, yang disingkat Propaganda Fid. Komite para kardinal itu dibentuk untuk menyebarkan agama sekaligus mengawasi kegiatan-kegiatan misionaris Katolik Roma di Italia serta negara-negara di Amerika Tengah, Amerika Selatan, Kepulauan Karibia, Jepanga, China, dan India. Masyarakat di negeri-negeri itu tidak akan memeluk Katolik bila tidak ada usaha yang terorganisir dari luar untuk memperkenalkan agama ini kepada meraka.
Pada abad ke -18 dan ke-19 propaganda dipergunakan di Eropa dalam arti lebih luas. Selain berkaitan dengan penyebarluasan keyakinan politik dan agama, istilah tersebut juga banyak di pakai dalam iklan-iklan komersial. Konsep propaganda modern terbentuk pada masa PD 1, bahkan mulai dikaitkan dengan hal-hal buruk, seperti peneroran, penipuan, pembohongan, pemanipulasian, dan berbagai atribut negatif lainnya. Proses produksi propaganda juga mulai melibatkan banyak pihak antara lain pakar komunikasi, psikolog, seniman, dan desainer. Dengan kata lain, propaganda merupakan hasil dari proses komunikasi lintas disiplin dengan menggunakan teknologi cetak, fotografi, seni lukis, seni grafis, hingga media elektronik.
Propaganda merupakan “alat” yang sangat ampuh karena khalayak sasaran sering kaloi tidak menyadari bahwa pesan yang disampaikan dirancang secara khusus untuk memanipulasi dirinya secara emosional demi kepentingan si penyebar pesan.
Menurut identifikasi Institute for Propaganda Analysis (IPA), setidaknya ada tujuh teknik (devices) yang dapat dipergunakan untuk menyamarkan tujuan sejati sebuah propaganda. Teknik-teknik ini diketahui sebagai “seven Common propaganda devices” yang terdiri dari Name-Calling, Glittering Generalities, Transfer, Testimonal, Plain Folks, Card-Stacking, dan Band Wagon.


Teknik Name-Calling atau pemberian julukan dilakukan untuk mengasosiasikan seseorang atau gagasan dengan suatu symbol tertentu dalam lingkungan tertentu selalu identik dengan konotasi negative.Misalnya,para pengkritik rezim orde baru di Era Soeharto kerap di cap sebagai “anti-pancasila” atau “Komunis”.Mantan presiden AS George Bush kerap melafal nama mantan presiden Iraq Saddam Hussein dengan menekankan potongan kata “SADdam”.Belakangan,Bush mencap irak,bersama iran dan korea utara sebagai “Poros Kejahatan” Glittering Generalities mirip dengan Name-Calling,Namun bersifat Pujian,memperindah,atau menciptakan Gemerlap.Pemberian Gelar “Bapak Pembangunan” adalah salah satu contoh “Glittering Generalities” .

Transfer adalah meminjam dan memindahkan nilai-nilai kebajikan tertentu untuk ditempelkan dengan hal lain.Misalnya,Menyandingkan gambar wajah Presiden Soeharto di antara gambar wajah Jenderal Besar Soedirman dan gambar wajah mantan wakil presiden Mohammad Hatta.Itu Dilakukan agar nilai-nilai Luhur Kedua tokoh tersebut dapat berpindah ke Soeharto sebagai bapak pembangunan Nasional.Demikian pula symbol keagamaan dalam logo partai politik yang dipersepsi sebagai partai yang mewakili agama tertentu.
Lain lagi ceritanya dengan teknik Testimonial, yang lebih banyak memanfaatkan reputasi atau peran seseorang.Pernyataan tokoh yang dihormati,disegani,atau dicintai itu akan selalu dikutip dan ditampilkan secara langsung,Sedangkan Plain Folks atau “masyarakat kebanyakan” adalah teknik propaganda yang berusaha menampilkan figure seorang pemimpin sebagai orang biasa.Adapun card-Stacking atau “tumpukan Kartu” adalah teknik propaganda yang pribadi,kelompok,atau organisasi.Misalnya dengan mengangkat dan menekankan isu yang lebih menguntungkan atau sebaliknya,mengambangkan dan mengaburkan isu yang dianggap merugikan dengan memunculkan isu baru.Dengan begini,Citra seseorang akan terlihat lebih memesona ketimbang kenyataan sesungguhnya.Sementara Bandwagon atau “teknik rombongan” adalah memengaruhi khalayak sasaran untuk bergabung dan bertindak seperti yang dikerjakan kebanyakan orang.

0 komentar:

Posting Komentar