1. Desain untuk Dunia Industri
Amerika sebagai salah satu sekutu negara Eropa dalam Perang Dunia II muncul sebagai negara yang bangkit lebih dahulu karena tidak mengalami kehancuran secara fisik. Konsekwensinya Amerika yang punya sumber daya manusia dan alam yang besar akhirnya menjadi negara kuat dan terkaya. Kapitalisme yang berlaku membuat persaingan bisnis begitu ketat berdampak pada pesatnya perkembangan desain yang menunjang industri. Di negara sekutu lain pun mendirikan lembaga untuk memajukan desain :
 1.     Untuk memajukan profesi desain di Inggris bagi kepentingan dunia industri berdiri sebuah lembaga Council of Industrial Design tahun 1944. Lembaga ini mempromosikan standar desain yang baik kepada masyarakat dan dunia industri.
 2.     Jepang sebagai sekutu Jerman juga membuat lembaga Japanese Design Promotion Council th 1957. lembaga ini selalu membuat kompetisi desain untuk mendapat pengakuan dengan tanda G bagi desain memenuhi kriteria “Good Design”. Kriteria yang baik bukan hanya baik secara desain tapi baik secara moral dan estetis.
 3.    Idiom penggayaan paling berkarakter tahun 1950-an adalah apa yang disebut oleh Hiesinger “Pragmatic Engineering Aesthetic” / Estetika mesin yang pragmatis. Hal ini berawal dari pemikiran desain di Amerika dirintis arsitek R.Buckminster tahun 1950 ditampilkan kembali oleh Charles Eames dan Eero Saarinen dengan menciptakan kursi berkaki tunggal dicetak menggunakan bahan plastik dicampur fiberglass.
 4.    Penemuan transistor tahun 1947  dan Bell Telephone memasarkan dengan paten tahun 1950. Menyebabkan momen miniaturisasi dalam desain produk elektronik. Sony menjadi pelopor dalam miniaturisasi produk elektronik sejak tahun 1950-an.
 5.    Dalam dunia desain grafis muncul gaya tipografi internasional (international typographic style) dikenal juga sebagai gaya Swiss, berkembang di Swiss dan Jerman usai PD II. Berkembang di Swiss karena Swiss sebagai negara netral (tidak terlibat perang dunia). Gaya ini sering dikaitkan dengan aliran Konstruktivisme, De Stijl,Bauhaus dan New Typography  tahun 30-an. Beberapa ciri gaya Tipografi Internasional mencerminkan pendekatan rasional obyektif:
a. Tata letak asimetris berdasarkan grid system.
b. Menggunakan huruf tanpa serif seperti font Helvetica, Futura,
c. Ilustrasi cenderung menggunakan fotagrafi dianggap lebih realis ketimbang menggunakan 
    ilustrasi manual dianggap lebih subyektif dan dipengaruhi ilustratornya.
 6.    Max Bill salah seorang perintis International Typographic Style sejak tahun 1930-an.
 7.    Pada dekade 1960-an muncul gaya New York School dalam desain grafis dengan pelopornya Paul Rand dengan ciri esensi pesan digambarkan dengan simbol / image. Karya posternya yg terkenal adalah poster film berjudul “No way out” (1950)
 8.    Identitas Perusahaan & Sistem Tanda Visual : Pelopornya ; Peter Behren merancang logo AEG tahun 1950-an. Giovanni Pintori merancang logo untuk  mesin tik Olivetti. Paul Rand juga merancang logo untuk IBM.

  1. Desain Propaganda
Sejak zaman kebudayaan Mesir kuno sebetulnya mereka sudah melakukan “propaganda” meskipun istilah ini belum dikenal, orang Mesir selalu membuat propagandanya dengan lukisan dan tulisan Hiroglif pada makam-makam rajanya untuk menanamkan image kebesaran sang raja.
  1. Propaganda sebagai istilah digunakan pertama kali oleh Gereja Katolik Roma. Tahun 1622 Paus Gregorius XV membentuk kongregasi Suci Katolik Romawi untuk penyebaran keimanan, atau Sacra Congregatio Christiano Nomini Propagando disingkat Propagando Fid. Komite para Kardinal itu dibentuk untuk menyebarkan agama sekaligus mengawasi kegiatan-kegiatan Misionaris Katolik Roma di Itali serta negara-negara Amerika,Kep.Karibia,Jepang,China & India.
  2. Pada abad 18 &19 propaganda digunakan untuk hal selain agama dan politik yakni untuk iklan-iklan produk komersial. Konsep propaganda modern terbentuk pada masa PD I bahkan mulai dikaitkan dengan hal-hal buruk seperti penipuan,teror,manipulasi dan hal-hal negatif lainnya. Proses propaganda mulai melibatkan banyak pihak mulai dari pakar komunikasi,psikolog,dan desainer.
  3. Jenis dan fungsi Propaganda : Menurut Institute for Propaganda Analysis (IPA) setidaknya ada 7 jenis teknik (devices) propaganda (seven common propaganda devices) yakni :
1. Name-Calling (pemberian julukan untuk mengosiasikan seseorang atau gagasan dengan simbol tertentu dengan lingkungan tertentu selalu identik dengan konotasi negatif  seperti misal para pengkritik di zaman Orde Baru era Suharto disebut sebagai “Anti-
Pancasila” atau “Komunis”).
2. Glittering Generalities (Pemberian image pada seseorang dengan julukan-julukan sanjungan atau pujian seperti “Suharto Bapak Pembangunan”, “Diva Indonesia” dan sebagainya.
3. Transfer (meminjamkan dan memindahkan nilai-nilai kebajikan tertentu untuk ditempelkan dengan hal lain. Misalkan, menyandingkan gambar wajah Presiden Suharto diantara wajah Jendral Sudirman dan gambar wakil presiden Mohammad Hatta. Atau gambar Megawati dengan latar belakang wajah presiden Sukarno).
4. Testimonial (lebih banyak memanfaatkan reputasi atau peran seseorang dengan pernyataan seorang tokoh yang diakui reputasinya akan selalu dikutip dan ditampilkan secara langsung).
5. Plain Folks (atau masyarakat kebanyakan, teknik propaganda yg berusaha menampilkan figur seorang pemimpin sebagai orang biasa. Sebagai contoh mantan menteri zaman Suharto pada saat kampanye digambarkan sedang mendorong becak dengan tukang becaknya yang sedang duduk santai di becaknya).
6. Card Stacking ( teknik tumpukan kartu, teknik propaganda yang menggunakan “pengelabuan” untuk kepentingan pribadi, kelompok, atau organisasi. Misalnya dengan mengangkat isu baru yang lebih menarik dan menguntungkan ketimbang kenyataan sesungguhnya yang sedang terjadi, mengambangkan/mengaburkan isu yang dianggap merugikan).
7. Bandwagon (teknik rombongan, adalah teknik untuk mempengaruhi khalayak sasaran untuk bergabung dan bertindak seperti yang dikerjakan kebanyakan orang).
  1. Jenis propaganda ada 3 yakni
1.Propaganda Putih (propaganda yang berisi sumber dan ketepatan berita yang akurat) disebut juga propaganda terbuka (overt propaganda). 2.Propaganda Hitam (Black Propaganda), disebut juga dgn propaganda terselubung (covert propaganda), tujuannya jelas menyampaikan berita tanpa fakta aktual dan membuat kekacauan. 3.Propaganda Abu-abu (grey propaganda), propaganda dengan sumber yg jelas tetapi disampaikan dengan penuh kebohongan seolah-olah dari sumber yg netral tapi sebenarnya bersumber dari pihak lawan.

III.    Dimulainya Keraguan Terhadap Modernisme
             International style memegang teguh prinsip “Form follows function” dari arsitek Louis   Sullivan  sejak awal abad ke 20. Dominasi gaya International Syle sejalan dengan sistem   produksi massal dalam industri modern yang merupakan aplikasi dari ideologi kapitalisme.    Gaya desain menolak keterlibatan emosional dan kultural dari si desainer menjadikan gaya       desain di masyarakat modern Eropa dan Amerika relatif menjadi seragam, dalam hal fungsional       dan tak menghargai faktor sejarah serta budaya setempat. Perkembangan teknologi komunikasi               menjadikan tiada hambatan bagi semua orang untuk mengakses informasi dari belahan dunia        mana pun dalam hitungan detik dan membuka pemahaman masyarakat dunia adanya             ketimpangan pembangunan ekonomi akibat dari sistem perekonomian kapitalisme.
             Akibat lain dari pesatnya teknologi komunikasi dan informasi mengakibatkan terbukanya             hambatan-hambatan / batas-batas antar negara Barat dan Timur, Utara dan Selatan semakin    dekat untuk saling memahami. Batas negara semakin kabur dan dunia seolah semakin mengecil      dan hal ini sudah dibahas oleh Marshall McLuhan dengan istilah “Global Village” (kampung          dunia). Beberapa penolakan terhadap modernisme beserta akibatnya :
     1.Rasionalisme sebagai dasar utama modernisme dianggap tak mampu memecahkan          berbagai permasalahan. Kritik terhadap kemajuan materi masyarakat industri     disebabkan karena dalam meningkatkan itu justru terdapat penurunan kualitas      hidup.
2.      Muncul kaum muda Amerika yang membangun subkultur tersendiri yg kritis terhadap berbagai sistem nilai Amerika yg kapitalistik. Mereka mempertanyakan kembali makna produksi massal yg berujung pada konsumerisme dan menghamburkan energi serta menyisakan limbah. Kaum muda yg membangun subkultur tersebut dikenal dengan Hippie.
3.      Style desain mengacu pada estetika barang-barang konsumtif dari kebudayaan populer (popular culture) berdasarkan lambang atau gaya bahasa yang mudah dipahami orang awam. Maka munculah Pop Art yakni karya seni yang merakyat dan meminjam simbol-simbol dan gaya visual dari media massa populer seperti koran, iklan TV, komik, dan sebagainya.
4.      Pop Art pada dasarnya berasal dari istilah Popular Culture /budaya populer yakni sebuah ungkapan untuk menggambarkan sebuah budaya “rendah”.
5.      Muncul semangat untuk kembali mengangkat gaya Art Deco & Art Nouveau dalam desain dan ini disebut sebagai Revivalisme.

  1. Revolusi Hijau : Desain yang Bertangung Jawab
Selain kesadaran akan pentingnya pendekatan keilmuan dalam proses desain, masyarakat dan pendesain khususnya juga mulai menyadari arti penting lingkungan. Sesudah perang dunia,industri kimia dan bahan-bahan sintetis berkembang pesat. Penggunaannya menyebar ke seluruh dunia yang limbahnya mengakibatkan pencemaran pada lingkungan. Kesadaran masyarakat akan dampak teknologi mencapai puncaknya pada dekade 60-an dengan apa yang dinamakan Revolusi Hijau. Revolusi Hijau adalah revolusi pemikiran,budaya dan hukum yang bertujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup. Pada tanggal 22 April 1970 terjadi unjuk rasa terbesar  di Amerika Serikat yang mendesak pemerintah AS untuk membuat undang-undang berkaitan dengan perlindungan lingkungan hidup. Akhirnya Gaylord Nelson tgl 22 April 1970 memprakarsai tanggal tersebut sebagai Hari Bumi pertama di dunia.

  1. Posmodernisme
Posmodernisme ditularkan oleh ahli filsafat dan sosiologi pada dunia arsitektur,seni rupa dan desain pada tahun 1970-an. “Post” dalam upaya mengkritik Modernisme  dimunculkan tahun 1965 oleh Leslie Fiedler. Secara sederhana definisi Posmodern adalah sebuah pemikiran yang mengkritik pandangan Modernisme melalui cara pandang yang cenderung pada keaneka ragaman, bukan homogenitas, pada kejenakaan bukan serius, cenderung berantakan daripada bersih, cenderung pada penggambaran walaupun terkadang juga memiliki keteraturan geometris. Ketidakpercayaan pada Modernisme berawal dari kekecewaan akibat berbagai bencana seperti Perang Vietnam, Perang Dunia dan ketimpangan sosial ekonomi,budaya negara maju dan negara berkembang. Rasionalisme sebagai dasar utama dari Modernisme dianggap tidak mampu menyelesaikan berbagai permasalahan. Desainer grafis bergaya posmodern : Neville Brody, Peter Savvile, Malcom Garret, dan Barney Bubbles. Gaya Punk adalah salah satu gaya dengan pendekatan dekonstruksi. Punk diambil dari nama subkultur yg juga melahirkan jenis musik Punk. Salah satu desainer beraliran Punk adalah Jamie Reid, David Carson.

  1. Desain yang Bertanggung Jawab : Fungsi & Estetika
Menurut Victor Papanek kita tahu bahwa telah terjadi salah pandang mengenai desain ketika orang bertanya: apakah saya harus menghasilkan desain yang fungsional atau desain estetis? Fungsi dan keindahan hanyalah dua unsur saja dari apa yang disebut Papanek sebagai kesatuan fungsi atau “Segi Enam Fungsi”.Desain harus dapat memenuhi kebutuhan utama manusia bukan sekedar kesenangan dan kebutuhan semu,yaitu kebutuhan yang diciptakan oleh para produsen agar konsumen mau membeli. Desain yang baik juga walau sangat fungsional, harus memenuhi selera keindahan dari penggunanya. Pada tahun 1964 muncul manifesto / pernyataan para desainer grafis dengan menandatangani sebuah pernyataan bahwa apa yang kerjakan sebagai desainer grafis selama ini tidak memberikan kesejahteraan negeri, atau pada lingkungan masyarakat banyak. Lalu mereka mengajak para desainer untuk mengubah prioritas kerja untuk menghasilkan desain-desain yang lebih bermanfaat bagi masyarakat. Manifesto ini terkenal dengan dengan nama “Manifesto First Things First” yang diprakarsai oleh Ken Garland.

  1. Sekilas Desain Grafis di Indonesia
Dunia desain grafis di Indonesia terjadi sejak zaman Pra sejarah bila dilihat dari sisi sejarah yang ditinggalkan pada beberapa artefak yang berserakan di Indonesia, ada karya purba di gua Leang-leang di Sulawesi, ada lukisan-lukisan purba dalam goa di Kalimantan yang diketemukan oleh Dr Pindi Setiawan, ada lukisan relief pada candi-candi dan prasasti, ada tulisan pada daun lontar, ada wayang beber dan kulit, ada naskah kuno Ila Galigo dari Sulawesi Selatan, dan sebagainya.  Untuk sejarah desain grafis modern yang menggunakan desain yang dirancang oleh desainer bisa dimulai dari masuknya mesin cetak pada tahun 1659. Sebenarnya sejak tahun 1615 ketika gubernur Jendral Jan Pieter Zoen Coen memerintahkan pembuatan iklan, surat lelang pada surat kabar di Batavia merupakan cikal-bakal praktik desain grafis di Nusantara.
             Dampak positif dari Politik Etis yang dijalankan pemerintahan Ratu Wilhelmina di kerjaan Belanda sedikit banyak mempengaruhi kelonggaran bagi warga non Eropa untuk berpendidikan. Hal itu memberi dampak munculnya media-media informasi di daratan yang belum bernama Indonesia itu.  Desain grafis modern mulai masuk ke Indonesia di masa kolonial sekitar tahun 1905 -an. Dengan berdirinya biro-biro iklan milik orang Belanda :
a. van Ooterzee & Co
b. Aneta (1905) merupakan anak perusahaan dari kantor berita Aneta yang didirikan oleh DW   
    Berretty.
c. NV Algemene Reclame Bureau Exelsior, klien :Hotel Wilhelmina, Heotel Homman, Peugeot
    Motor dan General Motors.
d.                                                Albrecht & Co.
e. De Locomotief
f. Algemen Advertintie (1918)
g. NV Overzeesch Handelsvereeniging (1902)

Biro iklan milik orang non Eropa yang pertama adalah milik orang Tionghoa bernama
NV Tjong Hok Long (Solo,1901), Lauw Tjin (Solo,1905), Liem Eng Tjang & Co (Semarang)
Pendidikan tinggi desain pertama di Indonesia yang didirikan oleh bangsa Indonesia berdiri di Yogyakarta tanggal 15 September 1949 dengan nama ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia) baru diresmikan tahun 1950 dengan RJ Katamsi Martorahardjo sebagai direktur utama sekaligus pendiri. Jurusan tersedia saat itu adalah REDIG (Reklame,Dekorasi,Ilustrasi,Ilustrasi Grafik) dengan Ketua Jurusannya RM Sapto Hoedojo.
Sebelumnya pada tanggal 1 Agustus 1947 berdiri Pendidikan Universiter Guru Gambar di Bandung berada di bawah Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Baru pada tahun 1973 jurusan Desain Grafis didirikan oleh Abdul  Djalil Pirous di ITB sebagai jurusan yang terpisah dari jurusan Seni Grafis. Pendidikan desain ITB tersebut menjadi dasar yang mempengaruhi arah pendidikan DKV di Indonesia pada umumnya. Misalnya saja pada desain grafis Universitas Trisakti yang berdiri tahun 1979 dan Institut Kesenian Jakarta yang sebelumnya bernama LPKJ tahun 1977. Kedua institusi tersebut sebagai dua Universitas swasta pertama yang mendirikan pendidikan desain grafis di Indonesia.
Agency iklan/ full service agency pertama berdiri di Indonesia sejak zaman kemerdekaan bernama Intervista yang didirikan oleh Nuradi tahun 1963. biro iklan ini dikenal sangat menjunjung tinggi etika idealisme, seperti contoh mereka menolak klien mereka dari perusahaan susu kaleng kerena mereka sedang punya proyek kampanye sosial tentang pentingnya ASI (air susu ibu).